Teknik-teknik lapangan yang
dikembangkan untuk pengelolaan DAS dan penerapannya sering didominasi oleh
laki-laki. Pelatihan-pelatihan tentang DAS untuk masyarakat sebagian besar juga
ditujukan untuk petani laki-laki yang memiliki lahan. Pelatihan dan program
pembangunan pertanian dan pengelolaan DAS juga sering tidak ditujukan pada
orang yang tak memiliki lahan dan anggota masyarakat lain yang tidak langsung
terlibat dalam dunia pertanian. petani dan pemilik lahan tersebut mempunyai
kontrol terhadap sumberdaya alam dan
dengan demikian memainkan peranan utama.
Masyarakat DAS terdiri dari pemilik
lahan, buruh tani yang tidak memiliki lahan, peternak dan pekerja-pekerja sektor
lain, laki-laki dan perempuan. Semua seharusnya dilibatkan dalam pengembangan
DAS. Kenyataan yang terjadi menunjukkan bahwa partisipasi perempuan hanya
dinilai dari kehadiran mereka pada pertemuan-pertemuan, sekalipun perempuan
merupakan pengguna utama sumber daya dan bertanggung jawab pada sumberdaya alam
tersebut.
Perempuan sering dianggap sebagai
pihak yang tak mempunyai lahan, tidak mengendalikan keuangan, tidak punya akses
untuk memperoleh kredit dan mempunyai kontrol yang sangat kecil terhadap
sumberdaya alam. Akibatnya mereka seringkali ditinggalkan dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan. Namun demikian, perempuan umumnya lebih paham
tentang kebutuhan rumah tangga, seperti bahan bakar, air, makanan dan hijauan
pakan ternak. Informasi dan pengalaman yang mereka miliki sangat bermanfaat
bagi perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam.
Kegiatan pengelolaan dan
pengembangan DAS memerlukan penggunaan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
disebarluaskan secara cepat melalui pendidikan dan pelatihan. Akses kepada
pelatihan-pelatihan tersebut akan membuat partisipasi dalam kegiatan
pengembangan DAS lebih berarti. Program-program pelatihan dalam pengembangan
DAS sejauh ini lebih banyak ditekankan pada petani laki-laki, sehingga
mengasingkan perempuan dari pengetahuan tentang konservasi. Jika pelatihan
ditawarkan untuk perempuan, mereka biasanya hanya diberitahukan bagaimana
mengembangkan kebun bibit untuk penanaman pohon dan lain-lain
Jika perempuan diberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan teknis dan memegang posisi manajemen,
dengan sendirinya mereka akan lebih berpartisipasi dalam pengelolaan DAS dan
pengambilan keputusan. Karena itu partisipasi perempuan harus lebih
ditingkatkan. Mereka harus lebih banyak diikutkan di dalam pelatihan,
kepengurusan kelompok dan perencanaan sampai monitoring kegiatan.
Posting Komentar