PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN DAS

Kamis, 22 November 20120 komentar


Teknik-teknik lapangan yang dikembangkan untuk pengelolaan DAS dan penerapannya sering didominasi oleh laki-laki. Pelatihan-pelatihan tentang DAS untuk masyarakat sebagian besar juga ditujukan untuk petani laki-laki yang memiliki lahan. Pelatihan dan program pembangunan pertanian dan pengelolaan DAS juga sering tidak ditujukan pada orang yang tak memiliki lahan dan anggota masyarakat lain yang tidak langsung terlibat dalam dunia pertanian. petani dan pemilik lahan tersebut mempunyai kontrol  terhadap sumberdaya alam dan dengan demikian memainkan peranan utama.

Masyarakat DAS terdiri dari pemilik lahan, buruh tani yang tidak memiliki lahan, peternak dan pekerja-pekerja sektor lain, laki-laki dan perempuan. Semua seharusnya dilibatkan dalam pengembangan DAS. Kenyataan yang terjadi menunjukkan bahwa partisipasi perempuan hanya dinilai dari kehadiran mereka pada pertemuan-pertemuan, sekalipun perempuan merupakan pengguna utama sumber daya dan bertanggung jawab pada sumberdaya alam tersebut.

Perempuan sering dianggap sebagai pihak yang tak mempunyai lahan, tidak mengendalikan keuangan, tidak punya akses untuk memperoleh kredit dan mempunyai kontrol yang sangat kecil terhadap sumberdaya alam. Akibatnya mereka seringkali ditinggalkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan. Namun demikian, perempuan umumnya lebih paham tentang kebutuhan rumah tangga, seperti bahan bakar, air, makanan dan hijauan pakan ternak. Informasi dan pengalaman yang mereka miliki sangat bermanfaat bagi perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam.

Kegiatan pengelolaan dan pengembangan DAS memerlukan penggunaan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang disebarluaskan secara cepat melalui pendidikan dan pelatihan. Akses kepada pelatihan-pelatihan tersebut akan membuat partisipasi dalam kegiatan pengembangan DAS lebih berarti. Program-program pelatihan dalam pengembangan DAS sejauh ini lebih banyak ditekankan pada petani laki-laki, sehingga mengasingkan perempuan dari pengetahuan tentang konservasi. Jika pelatihan ditawarkan untuk perempuan, mereka biasanya hanya diberitahukan bagaimana mengembangkan kebun bibit untuk penanaman pohon dan lain-lain

Jika perempuan diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan teknis dan memegang posisi manajemen, dengan sendirinya mereka akan lebih berpartisipasi dalam pengelolaan DAS dan pengambilan keputusan. Karena itu partisipasi perempuan harus lebih ditingkatkan. Mereka harus lebih banyak diikutkan di dalam pelatihan, kepengurusan kelompok dan perencanaan sampai monitoring kegiatan.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SMILe NEWSPAPER - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger