Dampak penebangan hutan dan penghutanan kembali terhadap hasil air

Hasil air adalah volume aliran air sungai persatuan waktu yang biasanya diukur pada muara suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Hutan umumnya memiliki konsumsi air yang tinggi. rata-rata konsumsi air tahunan hutan tropika basah dataran rendah yang berada sekitar 100 m dpl adalah sebesar 1.415 mm, sedangkan hutan pegunungan yang terletak pada ketinggian sekitar 1.750 m dpl mengkonsumsi air sebesar 1.225 mm

Sebagai perbandingan rata-rata konsumsi air tanaman pertanian per tahun adalah antara 1.100 – 1.200 mm. Ini berarti bahwa konversi hutan tropika basah menjadi areal pertanian memberikan kelebihan air sekitar 200- 300 mm per tahun yang dapat menjelma sebagai penambahan debit air sungai. Dengan demikian penebangan hutan atau konversi hutan menjadi peruntukan lain akan meningkatkan hasil air di wilayah hilir.

Peningkatan debit ini disebabkan oleh:

1. Berkurangnya intersepsi tajuk pohon-pohonan sehingga makin banyak air hujan yang jatuh langsung ke permukaan tanah 
2. Berkurangnya penggunaan air melalui evaporasi dan transpirasi karena luas tajuk tumbuhan bukan hutan lebih rendah dan 
3. Berkurangnya infiltrasi air ke dalam tanah karena kerusakan struktur tanah lapisan atas pada lahan yang hutannya sudah dialihfungsikan 

Apabila penebangan hutan terjadi pada areal yang luas, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir. Kegiatan penanaman kembali pohon-pohonan seperti kebun campuran berpotensi menyebabkan:

1. Penurunan aliran permukaan dan debit puncak 
2. Penurunan laju erosi dan sedimentasi 

Pemulihan fungsi hutan melalui penanaman pohon-pohonan akan memakan waktu yang sangat lama yaitu 20-50 tahun menjelang terbentuknya tajuk secara sempurna, menumpuknya serasah, serta terbentuknya kembali struktur tanah yang menyerupai struktur tanah hutan. Pemulihan fungsi hutan dapat dipercepat misalnya dengan menanam tanaman penutup tanah segera sesudah pembukaan hutan.