Konflik yang terjadi antara dua daerah baru-baru ini, tidak akan terjadi apabila daerah ini memiliki seorang pemimpin yang respon akan keadaan masyarakat, karena gangguan keamanan yang besar bermula dari gangguan kecil. Untuk itu, potensi gangguan keamanan harus diantisipasi sejak dini. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan kepedulian pemimpin daerah dan masyarakat.
Potensi konflik harus diredam sejak awal. Jangan sampai konflik itu meledak dulu, baru sibuk menyelesaikannya. Bukankan lebih baik kita mencegah daripada mengobati?, bahkan pasca konflik pun tak tampak adanya upaya dari pimpinan daerah untuk melakukan kunjungan dan meredam konflik yang ada, malah sibuk melakukan kunjungan ke daerah lain.
Kalau lah konflik demikian dianggap bukan ranahnya pimpinan daerah, dan kalau insiden tersebut terlalu kecil untuk kepala daerah menyelesaikannya? lalu konflik yang bagaimana seorang kepala daerah harus turun tangan menyelesaikannya?, kalau diamati, ya beginilah keadaannya sekarang, yang ada hanya kepala daerah, bukan seorang pemimpin.
Kita berharap, daerah ini memiliki seorang pemimpin yang bijak, yang dapat mengayomi masyarakatnya, bukan sekedar kepala daerah, yang hanya bisa bicara diajang perlombaan, seminar, pengambilan penghargaan yang membutuhkan seorang yang mewakili daerahnya. tapi ucapanya harus pedas di depan masyarakatnya dan didengarkan.
Hendaknya daerah ini dipimpin oleh pemimpin paham apa yang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. Berangkat dari situ tergeraklah nuraninya untuk membawa perubahan nyata. Korupsi, kemiskinan, kekerasan, perseteruan antar kelompok dan pembodohan masih menjadi persoalan serius dalam kehidupan masyarakat.
Posting Komentar