Kedaaan alam, sumberdaya manusia, dan berbagai dukungan lainnya untuk melaksanakan pembangunan yang seharusnya berpacu dengan kencang kita miliki, tapi kenyataannya kenapa hal itu tidak tercapai?
Dimana salahnya? Salah satunya adalah pemimpin kita hanya bisa berfikir biasa saja, tidak berani melakukan hal yang spektakuler atau diluar yang biasa-biasa saja. Saya salut akan hal yang diperbuat Walikota Sawahlunto, berbuat sedikit berbeda dari yang biasa, dan hasilnya pun telah diperoleh dengan menggeliatnya kota tersebut dan faktanya tak dapat dipungkiri lagi.
Bagaimana dengan Kabupaten Agam? Entahlah, padahal modal untuk berlari kencang telah tersedia, zona Kabupaten Agam yang boleh dibilang dapat dibagi tiga bagian utama, Barat (Tanjung Mutiara, Ampek Nagari, Palembayan dan Lubuk Basung) untuk agri bisnis terutama perkebunan, bagian tengah (Tanjung Raya, Matur, IV koto dan Malalak) untuk pariwisata, dan telah terekspose pula dengan luas dan telah dikenal para wisatawan. Bagian timur (Baso, Ampek Angkek, Banuhampu, Sungai Pua, Tilatang Kamang, Palupuh dan Kamang Magek) untuk pengembangan UMKM dan Hortikultura.
Semua sektor diatas sebenarnya sudah berkembang, tinggal meningkatkannya dan memoles untuk lebih maju, tapi kenapa hal ini tak terjadi, dan pertumbuhan ekonomi agam masih terseok-seok? Kesalahan bukan pada angggaran pemerintah, karena kegiatan perekonomian yang telah ada di Kabupaten Agam bukan hasil dari stimulus dana pemerintah, tapi dari kemandirian masyarakat. Tapi pada tugas pemerintah sebagai fasilitator yang tidak dilaksanakan untuk pengembangannya.
Kita masih berfikir umum dan pemerintah tidak punya visi untuk bergerak spektakuler dan hanya bisa biasa-biasa saja, ada baiknya tim ekonomi yang melempem untuk dirobak dengan orang-orang yang punya visi ekonomi yang energik, punya visi jauh kedepan dan spektakuler.
sebagai contoh, kenapa kita kalah kencang dengan Solok Selatan untuk mengembangkan geotermal? Padahal Kabupaten Agam punya potensi, dan infrastruktur telah tersedia, salah satu penyebabnya karena pertambangan tidak terakomodir pada struktur SKPD Kabupaten Agam. Sekali lagi karena kita berfikir pertambangan adalah pertambangan yang umum yang kita pelajari di SD dulu.
Agar pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam lebih baik dan tinggi. dilihat dari pembagian Wilayah Kabupaten Agam secara besar tersebut, maka dinas yang barus diberi perhatikan secara khusus adalah Koperindag, kapan perlu perdagangan, industri dijadikan instansi yang terpisah, pariwisata, dan perkebunan juga diharapkan terpisah. Tanpa menafikan sektor pertanian (tanaman Pangan), suatu yang telah diketahui, kalau sektor pertanian, tak akan bisa maksimal karena terikat dengan lahan yang terbatas.
Posting Komentar