Belajar Kearifan dari Semut

Selasa, 04 Desember 20120 komentar

Ketika memperhatikan gerak–gerik barisan semut yang tengah mengusung sebutir nasi putih, saya membayangkan kira-kira bagaimana percakapan Nabi Sulaiman dengan hewan lembut ini. Pasti telah terjadi perbincangan yang hebat, berpuluh abad yang lampau. Namun kemudian saya tercenung tatkala ingat bahwa E.O. Wilson mungkin juga “bercakap-cakap” dengan semut ketika ilmuwan itu mengamati perilaku hewan-hewan ini.

Tentu saja, Wilson tak sehebat Sulaiman dalam memahami bahasa hewan. Namun ia mengonstruksi pengetahuannya menjadi apa yang disebut sebagai sosio-biologi, kira-kira semacam pemahaman tentang bagaimana hewan-hewan mungil itu hidup bermasyarakat. Ia mengamati bagaimana hewan-hewan ini bekerja sama, dan takjub.

Mengapa semut demikian menarik? Beberapa orang yang mengamati perilaku semut mendapati sejumlah pelajaran menarik, yang rasa-rasanya sangat bagus bila diterapkan di dunia manusia, mungkin salah satunya agar organisasi berjalan efektif:

1. Semut bekerja sebagai sebuah tim.
Nyaris sukar menemukan semut yang bekerja sendirian tanpa ditolong oleh semut-semut lain. Sebutir nasi pun digotong bersama.

2. Semut saling memercayai.
Kerjasama yang baik hanya bisa dibangun di atas fondasi kepercayaan satu sama lain. Prasangka dan ketidakpercayaan melemahkan tim.

3. Semut bersikap terbuka.
Ketika semut menemukan makanan, mereka menginformasikan kepada yang lain, yang kemudian datang dan berbagi. Ya, boleh dikata semacam networking dan sharing, kata yang popular saat ini.

4. Semut bermitra dan berperan sesuai kapabilitasnya.
Pembagian peran yang tepat menjadikan masing-masing semut memahami apa yang harus ia lakukan untuk tim. Tidak ada yang merasa paling hebat.

5. Semut tekun dan fokus.
Hewan-hewan ini bekerja begitu tekun dan tidak teralihkan perhatiannya kepada urusan yang lain sebelum satu urusan selesai.

6. Semut melakukan regrouping.
Bila kita cermati akan terlihat bahwa semut kadang-kadang berganti peran ataupun berganti tim dengan begitu adaptif. Makhluk ini bersikap terbuka untuk mencoba gagasan baru dan bergabung dengan tim baru yang memerlukan perannya.

Semut makhluk sosial yang hebat. Mereka sanggup membangun bukit yang tinggi berkat kerja kolektif yang saling memberi manfaat. (Tempo.co)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SMILe NEWSPAPER - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger