UMBI-UMBIAN BELUM DIKEMBANGKAN DENGAN OPTIMAL

Senin, 29 Oktober 20120 komentar

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi), Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengatakan ubi jalar, ubi kayu, talas dan keladi belum dikembangkan secara optimal. 

Muchlish menjelaskan penganekaragaman makanan berbasis bahan lokal seperti telo, singkong, dan talas harus segera dikembangkan menjadi industri di pedesaan. 

Sebab bahan pangan tersebut setelah diolah menjadi berbagai makanan justru lebih menarik dan banyak digemari konsumen. Cita rasanya juga tidak kalah dengan makanan berbahan tepung beras, terigu, dan gandum. 

Sejauh ini, Balitkabi sudah meneliti 120 resep makanan kuliner nasional berbasis ubi jalar, singkong, jagung, kedelai, dan keladi. 

"Varietas unggul ubi jalar juga sudah ada sekitar 20 varietas. Terbaru yang dilepas 2009 adalah Beta-1 dan Beta-2. Kedua varietas itu memiliki kandungan vitamin A sama seperti wortel," ujarnya. 

Bahkan, kadar vitamin C mencapai 16,5 mg/100 gr sampai dengan 21,0 mg/100 gr. Untuk ubi jalar berwarna ungu mengandung antosianin sama seperti anggur dan strawbery. Sangat baik untuk antioksidan dan penangkal kanker. 

Peneliti Pascapanen Balitkabi Erliana Ginting menambahkan telo, singkong, keladi setelah diolah menjadi berbagai makanan justru digemari anak-anak. 

''Mana mau anak kita makan telo yang hanya direbus dan digoreng. Setelah di olah dalam bentuk makanan yang mereka kenal umumnya berbahan tepung terigu dan tepung beras, justru lebih menarik dan disukai. Mereka tidak menyadari kalau bahannya dari telo," tegas Erliana. 

Selain menyehatkan untuk melancarkan pencernaan, kandungan gizi tidak kalah dengan buah dan sayur. Keuntungan lain menggunakan bahan lokal juga untuk menggeser dominasi tepung terigu dan gandum yang diimpor dari luar negeri. Indonesia masih ketergantungan dengan impor bahan pangan. Untuk itu diperlukan terobosan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal sebagai substutusi dalam mengolah makanan. 

Itu sebabnya dibutuhkan kreativitas dalam mengolah makanan. Termasuk keladi atau mbothe, juga diperlukan sentuhan untuk memberikan nilai tambah. "Mbothe kalau hanya dimasak dengan cara direbus dan digoreng jelas tidak menarik. Tapi setelah diberikan nilai tambah menjadi roti, pasti lebih menarik dan rasanya enak," katanya.(media indonesia)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SMILe NEWSPAPER - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger