TEKNIK PEMBIBITAN GENERATIF

Senin, 19 November 20120 komentar

Bagaimana cara Membibitkan Tanaman?
Pembibitan tanaman pada dasarnya dapat dilakukan secara generatif (menggunakan biji) atau vegetatif (bagian tanaman selain biji, seperti stek, cangkok, okulasi atau sambung). dengan teknik pembibitan yang baik maka akan diperoleh bibit yang berkualitas.
bibit yang berkualitas ditandai oleh kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan baru, dapat tumbuh dengan baik jika ditanam di lapangan, sehat dan seragam. Agar diperoleh bibit berkualitas baik, maka perlu dikuasai teknik pembibitan secara benar yang dimulai dari pengadaan benih hingga pemeliharaan tanaman di persemaian.

Darimana Benih Sebaiknya Diambil?
Pohon dewasa yang telah berbuah dan memiliki keunggulan (bebas cabang tinggi, berbatang lurus, diameter besar, sehat, dan silindris) dapat dijadikan sebagai pohon induk yang akan dilakukan pengunduhan benihnya untuk kegiatan pembibitan.

Bagaimana Cara Mempercepat Perkembangan Benih?
Benih yang akan digunakan untuk pembibitan adalah benih yang telah masak dan masih memiliki daya kecambah yang tinggi. oleh sebab itu harus diketahui sifat benih apakah dapat disimpan lama (ortodoks) atau tidak dapat disimpan lama (recalsitrans). untuk benih recalsitran maka harus segera dikecambahkan.
Agar benih cepat berkecambah, maka sebelum disemai perlu dilakukan perlakuan pendahuluan, antara lain a) direndam air panas dan air dingin, b) disangrai, c) digosok, d) dipecah, dan lain-lain. Jenis benih tertentu akan membutuhkan perlakuan penduhuluan tertentu.

Bagaimana Cara Mengecambahkan Benih?
Benih dapat berkecambah jika media kecambah memenuhi beberapa persyaratan, antara lain: a) tidak tergenang air, b) selalu lembab, c) tidak kering. Media kecambah sebaiknya jangan terlalu padat karena akan merusak akar semai saat disapih. Oleh sebab itu media kecambah bisa berupa: a) pasir murni, b) campuran arang sekam dan pasir (1:1), c) campuran tanah, pasir dan arang sekam (1:1:1), d) campuran kompos dan arang sekam (1:1). Tempat menyemai benih dapat berupa : a) Bak kecambah plastik atau papan kayu (khusus untuk benih ukuran kecil), b) disemai pada bedeng tabur, atau , c) langsung ditanam di polibag (untuk benih besar).

Bagaimana Cara Membuat Media Sapih?
Media sapih merupakan media yang diisikan pada wadah (misal Polibag) untuk pertumbuhan semai hingga siap tanam. Media sapih yang dibuat prinsipnya adalah agar bibit dapat tumbuh optimal dan menghasilkan perakaran media yang kompak (tidak mudah rusak/patah). Media sapih dapat dibuat dari campuran tanah bagian atas (topsoil), kompos (pupuk kandang, bokashi, dll) dan arang sekam dengan perbandingan 3:1:1. Berbagai komposisi dan jenis media juga dapat digunakan sebagai media sapih.

Bagaimana Cara Menyapih Semai?
Penyapihan semai merupakan pemindahan semai hasil perkecambahan dari bak kecambah/ bedeng tabur ke media tumbuh bibit di polibag. Semai yang telah memiliki sepasang daun dapat dilakukan penyapihan. Untuk menyapih semai, maka pada tahap awal media kecambah disiram jenuh air agar semai mudah dicabut. Semai dicabut secara hati-hati untuk meminimalkan kerusakan akar. jika dalam jumlah besar, maka semai-semai yang telah dicabut dimasukkan ke dalam ember berisi air agar tidak cepat layu sebelum ditanam di media sapih. Polibag yang telah berisi media, dibuat lubang untuk memasukkan akar semai. Semai dimasukkan secara peralahan lalu ditutup dengan media dengan cara memadatkan media. Selanjutnya semai diletakkan di bedeng sapih yang memiliki naungan berat (sekitar 75%), biarkan hingga umur 2 bulan.

Bagaimana Memelihara Bibit di Persemaian?
Setelah bibit umur 2 bulan atau tinggi 20 cm, tingkat naungan di persemaian dapat dikurangi menjadi 50% hingga bibit siap tanam. Bibit sia tanam dicirikan oleh: batang telah berkayu, tinggi minimal 30 cm, sehat , kokoh dan media perakaran kompak.
Penyiraman
perlu dilakukan rutin pagi dan sore, kecuali hujan maka tidak perlu disiram\
Pemupukan
tidak diperlukan jika bibit menunjukkan pertumbuhan yang baik dengan menggunakan komposisi media yang tepat (adanya kompos dan arang sekam)
Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan jika terdapat gejala serangan hama (oleh serangga) atau penyakit (oleh bakteri atau jamur) terhadap tanaman. Utamakan penggunaan pestisida organik, penggunaan pestisida an-organik digunakan sebagai jalan terakhir.
Penggeseran Bibit
perlu dilakukan setiap bulan agar perakaran bibit tidak terlanjur menembus ke dalam tanah. hal ini akan menyebabkan bibit layu saat diangkut ke lapangan untuk penanaman.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SMILe NEWSPAPER - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger