Kakao merupakan tanaman dengan prospek yang menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah. Karena tanaman kakao membutuhkan perawatan yang sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dilakukan tetapi harus dilaksanakan dengan rutin.
Untuk Kecamatan Ampek Angkek yang merupakan kawasan Agropolitan di Kabupaten Agam selain di Nagari Panampuang, Nagari Balai Gurah dan Nagari Batu Taba yang merupakan sentra kakao untuk Kecamatan Ampek Angkek, tanaman kakao sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk tanaman perkarangan. Budidaya kakao tidak mengganggu pertumbuhan jenis tanaman lain karena kakao dapat tumbuh dalam media sistem tumpangsari. Tanaman lain yang tumbuh di pekarangan justru dapat digunakan sebagai pelindung.
Pemanfaatan lahan perkarangan untuk ditanami kakao diharapkan dapat memicu masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong dengan ditanami komoditi yang bermanfaat sehingga dengan sendirinya ikut mendukung kawasan Sumatera Barat sebagai sentra produksi kakao dengan revitalisasi tanaman perkebunan “Sejuta Kakao” oleh Gubernur Sumatera Barat pada tahun 2010, sebagaimana yang diarahkan oleh Camat Ampek Angkek H. Endrizal, SE, M.Si.
Permasalahan yang sering timbul dari berbudidaya tanaman kakao adalah kurang diperhatikannya pemeliharaan dan perawatannya seperti pemupukan, pemangkasan dan penyiangan serta penanganan pasca panen kakao yang tidak difermentasi. Sehingga pertumbuhan tanaman tidak optimal yang berdampak pada hasil panen dan nilai jual yang kurang menguntungkan. Untuk itu perlu pemeliharaan yang intensif dan rutin sehingga produksi yang dihasilkan mempunyai kualitas dan nilai jual yang tinggi serta dapat memanfaatkan limbah buah kakao menjadi pupuk kompos.
Sejalan dengan apa yang dicanangkan oleh Bupati Agam Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah dalam program “Agam Menyemai” untuk mensukseskan ketahanan pangan bagi masyarakat, kita harus dapat memanfaatkan lahan yang tersedia untuk ditanami sehingga para petani dapat menerapkan arti dari kegiatan menanam dan akan menjadikan menanam sebagai gaya hidup.
Dengan program “Agam Menyemai” diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dengan menambah jam kerja petani dan mengurangi resiko usaha sehingga petani dapat menyimpan atau dengan kata lain banyak menjual sedikit membeli. Diawali dengan senyum, dimulai dari diri sendiri, satu tauladan lebih berharga dari seribu teori. Amiinnn…!!!
Posting Komentar