Bisa kah kita sejahtera tanpa mengorbankan lingkungan?

Sabtu, 12 November 20111komentar


Suatu pertanyaan yang keluar dari benak saya karena, saya melihat begitu menyedihkannya musibah yang menimpa saudara-sauadara kita di beberapa tempat, bahkan di Thailand musibah banjir berlangsung sudah 5 bulan. Dan di daerah kita Kabupaten Pesisis Selatan, Pasaman Barat dll juga mengalami hal yang sama.

Ada bebarapa komentar yang keluar dari mulut kita seputar kejadian tersebut, mulai dari iklim yang ekstrim, curah hujan yang memang tinggi, kerusakan lingkungan dan sampai pada yang “mengambing hitamkan” tuhan. Apalagi kalau bukan ini cobaan dari tuhan, sudah kuasa Allah.

Memang sebagai kita orang beragama, segala sesuatu harus dikembalikan kepada yang maha kuasa, tapi kita jangan sampai lupa ketika Allah mengatakan kerusakan dimuka bumi, adalah ulah dari kita juga. kita boleh lihat, kebetulan atau tidak, kedua kabupaten yang mengalami banjir, adalah kabupaten yang sangat doyan dalam meminta konversi lahan, yang kemudian akan digunakan untuk perkebunan dengan asumsi akan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kemudian dalam berita kita ketahui bahwa sebagian besar perusahaan perkebunan tidak peduli akan banjir. Secara tersirat kita sebenarnya tahu dan sadar bahwa musibah yang terjadi adalah akibat perlakuan kita yang seenaknya mengubah bentang alam dengan selera ekonomi, bukan kearifan lingkungan.

Apa kita tidak bisa belajar pada yang sudah, coba lihat Thailand, ketika lingkungan telah rusak, banjir menghadang, dengan gampang para investor mengatakan akan merelokasi usaha mereka ke negara lain. Ini akibat dari sebagian besar investor bukan orang setempat, adalah suatu yang pasti uang hasil usaha mereka akan dibawa keluar daerah, yang dapat hanya pajak dan uang upah tenaga kerja, lalu kalau sudah kena musibah uang siapa yang keluar?,  Kerusakan sana sini. Apakah nilai ekonomi yang didapat dapat menanggulangi kerusakan yang ditimbulkannya? yang akan terus berkepanjangan kalau tidak diberikan penangan yang membutuhkan nilai yang lebih besar lagi. Ada suatu yang tak dapat tergantikan dengan uang, kenyamanan.

Maka adalah suatu yang cerdas, apabila kita mulai mengembangkan perekonomian yang tidak mengandalkan mengexploitasi alam lagi, tapi lebih menggali potensi yang berbasis manusia yang dijamin tak akan pernah habis yang dalam bahasa ekonominya industri kreatif dan parawisata (yang tidak mengubah bentang alam demi menciptakan yang lebih sesuai selera).

Pertanian cukup dikembangkan sekedar menopang hidup (penyedia pangan yang cukup untuk masyarakat kita). Melihat kenyataan sekarang, semakin besar pertumbuhan ekonomi, toh tidak dapat meningkatkan kesejahteraan (hasil IPM buktinya yang semakin turun) lalu apa yang kita kejar lagi?. Lebih baik tidak mengejar pertumbuhan, tapi pemerataan, karena uang bukan segalanya. Buatlah kegiatan yang lebih memanusiakan manusia, agar daerah ini sejahtera (tidak ada kriminal, bencana alam, sehat, dan pintar).
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

12 November 2011 pukul 15.59

Sangat sulit mengembangkan pembangunan tanpa harus merusak lingkungan, karena pada dasarnya setiap yg dibangun pasti asumsinya ada yg korban,yg korban pasti lingkungan yg efeknya adalah manusia yang tidak ada kepentingan dlm pembangunan tersebut.Bagaimana kita menyikapi ulah2 oknum ini ...?

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SMILe NEWSPAPER - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger