MENYEMAI KURBAN

Jumat, 19 Oktober 20120 komentar

Kurban adalah salah satu ibadah yang sangat istimewa. Keistimewan itu lantaran kurban merupakan sunah yang diteladankan secara langsung oleh Nabi Ibrahim AS.

Sunah ini berlanjut hingga Rasulullah SAW memegang estafeta risalah. Di sisi lain, berkurban juga memiliki pahala dan keutamaan yang besar. 

Karenanya, tuntunan berkurban disandingkan dengan perintah shalat, seperti tertuang di surah al-Kautsar ayat 2. Sebuah hadis menyebut pula, berkurban sangat dicintai Allah SWT. Dan hewan yang dikurbankan kelak akan menjadi saksi dan bukti ketulusan di hadapan-Nya.

Guru Besar Ilmu Hadis Universitas al-Azhar Kairo, Mesir, Prof Abdurrahman al-Barr, mengatakan atas dasar keistimewaan ini pula, berkurban tak sekadar menyembelih hewan, lalu selesai dan gugur kesunahannya.

Lebih dari itu, di balik anjuran berkurban terdapat sejumlah etika yang penting dipenuhi. Ini agar kurban yang ditunaikan lebih bermakna dan potensial diterima oleh Allah. Dalam takaran dan kacamata manusia, tentunya. 

Beberapa etika, di antaranya, berkorelasi langsung dengan teknis dan prosedur penyembelihan. Meliputi, waktu, tata cara, dan fikih pemotongan.

Tetapi, sebagian lain adalah dasar moral etika berkurban yang tidak berkaitan langsung dengan prosesi atau teknis kurban. Pembahasan kali ini, mencoba fokus pada jenis etika yang kedua. Apa sajakah adab dan etika berkurban yang perlu diperhatikan?

Prof Abdurrahman memaparkan bahasan ini dalam makalahnya yang berjudul “Al-Udhhiyah Fadhluha wa Ahkamuha”. Menurutnya, poin pertama yang mutlak harus ditekankan oleh mereka yang hendak berkurban ialah meluruskan niat. Akibat inkonsistensi niat, pahala berkurban terancam sia-sia. 

Motif utama pekurban seyogianya bukan perkara duniawi, seperti menarik pujian atau simpati. Melainkan, sudah semestinya kurban yang ditunaikan murni ditujukan untuk-Nya. Ini karena hakikat dan esensi berkurban ialah tercapainya ketakwaan dalam diri seseorang. 

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj [22]: 37).
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SMILe NEWSPAPER - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger